Bukan Diet Uji Coba

Anda serius?... ini bukan diet uji coba dengan anda sebagai kelincinya...

Ini bukan diet yo-yo yang membuat berat badan anda turun dan kemudian naik lagi lebih banyak...

Ini adalah sebuah Program Pengelolaan Berat Badan dengan Nutrisi Seluler (Cellular Nutrition) yang telah membantu begitu banyak manusia di dunia ini untuk turun berat badan, tampak & merasa lebih baik...

Quality Assurance

Berikut adalah fakta-fakta yang secara tidak langsung memperlihatkan bahwa program ini telah menunjukkan kualitas yang tinggi dan terus meningkatkannya:

  • Garansi 30 hari uang kembali
  • Sudah digunakan selama 26 tahun (Produk yang tidak bekerja dengan baik tidak akan mampu bertahan selama ini, apalagi dengan garansi uang kembali)
  • Sudah menyebar di 62 negara, dengan izin depkes & POM, FDA (POM SI 044 215 961, DEPKES RI ML 262704003399, dll), Sertifikat Halal MUI (LPPOM 00140037890106, dll)
  • Dengan komitmen science yang tinggi. Program ini dikawal tim medis & science yang ahli di bidangnya, diantaranya peraih Hadiah Nobel tahun 1998, peraih Penghargaan Dokter Terbaik di Amerika dan para ahli medis & science lainnya. Selain itu juga didukung Laboratarium Nutrisi Seluler & Molekuler di salah satu universitas terkemuka dunia.
  • Sudah lebih dari 40 juta pelanggan yang puas di seluruh dunia.
    Omzet penjualan yang luar biasa dan terus meningkat: US$ 2 Juta pada 1980, US$ 1 Milyar pada 1996, US$ 2 Milyar pada 1999.

Kesaksian Program Diet Alami Yang Sukses

Berikut gambar dan kesaksian produk sukses, sebelum memakai Program Diet Alami dan Setelah Memakai Program ini

Eliyati Bahri

Eliyati Bahri
Sebelum 78 kg, setelah 62 kg, turun 16 kg, pegal-pegal kaki hilang, kulit jadi lebih halus, min mata berkurang, rambut lebih lebat

Eva Z Rais

Eva Z Rais
Eva Z Rais (30 tahun, Jakarta) turun berat badan 24 kg, kulit wajah menjadi halus, felk dan jerawat hilang, serasa seperti gadis lagi!

Afdal Zikri Mawardi

Afdal Zikri Mawardi
Sebelum 72 kg, setelah 62 kg, turun 10 kg, perut mengecil, alergi selama 2 tahun hilang, migrain hilang, penglihatan mata jadi lebih jelas

Tetra Rossamadji

Tetra Rossamadji
Tetra Rossamadji (29 tahun, Jakarta), Turun 7 kg dalam 1,5 bulan dan perut buncit hilang, energi dan semangat meningkat

Marina Arfa

Marina Arfa
Turun 28 kg

Ibu Anon

Ibu Anon
Turun 35 kg

Mulyo Hadi (Brigjen Purnawirawan)

Mulyo Hadi (Brigjen Purnawirawan)
Mulyohadi (Pensiunan Jenderal Polisi) : Sebelum 87 kg, sesudah 74 kg, turun 13 kg, lingkar pinggang mengecil 10 cm

Monday, September 15, 2008

Kegemukan dan Diabetes

Kegemukan dan Diabetes

Dr. Johanes Chandrawinata, M.N.D

KEGEMUKAN merupakan masalah kesehatan yang sering diabaikan oleh masyarakat kita. Bagi kebanyakan orang, kegemukan hanyalah sebagai kelebihan berat badan dan berkurangnya keindahan tubuh. Anggapan yang lebih "parah", kegemukan dianggap sebagai simbol kemakmuran seseorang. Sering kita dengar, sebutan cukong atau bos kepada seorang pria yang perutnya buncit.

Kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh kegemukan ini masih minim sekali. Hal itu tercermin dari hasil survei independen yang dilaksanakan di Jakarta pada November 2001 (data ada pada penulis) yang hanya 30% responden yang menyadari bahwa kegemukan adalah suatu penyakit kronis.

Kegemukan umumnya diukur sesuai dengan standar yang digunakan oleh WHO, badan kesehatan dunia, dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT diukur dengan rumus IMT = Berat Badan (kg): Tinggi badan2 (m2) sehingga satuannya adalah kg/m2. Untuk orang Asia, dianjurkan menggunakan klasifikasi IMT yang berbeda dengan orang Barat karena kadar lemak tubuh orang Asia lebih besar ketimbang orang Barat pada usia, jenis kelamin, dan IMT yang sama.

IMT juga menggambarkan kegemukan lemak tubuh sampai batas tertentu. Selain IMT, penting juga mengetahui lingkar pinggang. Lingkar pinggang menggambarkan banyaknya lemak dalam perut kita. Lingkar pinggang untuk pria sebaiknya kurang dari 90 cm dan untuk wanita kurang dari 80 cm. Ukuran lingkar pinggang ini penting untuk mengetahui risiko penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida). Semakin besar lingkaran pinggang, risiko terkena penyakit-penyakit tersebut menjadi semakin besar.

Pada saat ini, di seluruh dunia sedang terjadi peningkatan angka kejadian kegemukan dan diabetes secara bersamaan. Beberapa pakar kedokteran menyebutnya sebagai wabah diabesity, yaitu gabungan antara diabetes dan obesity (kegemukan). Memang lebih dari 80% penderita adalah penderita kegemukan juga, seperti ditulis oleh Greenberg dam McDaniel dalam European Journal of Clinical Investigation tahun 2002. Pertanyaan yang mungkin muncul, "Bagaimana hubungan antara kegemukan dengan diabetes?

Kegemukan sering menimbulkan kondisi yang disebut sebagai peningkatan resitensi insulin. Definisi resistensi insulin adalah respons biologis tubuh yang abnormal berupa tingginya kadar insulin tubuh yang diperlukan untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal. Misalnya, untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal pada orang sehat hanya diperlukan 5 unit insulin, namun pada orang gemuk diperlukan 10 sampai 15 unit insulin.

Para ilmuwan telah meneliti fenomena ini dan menduga adanya peran dari resistin. Resistin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh sel-sel lemak tubuh dalam timbulnya resistensi insulin ini. Sel-sel lemak dalam tubuh ternyata aktif menghasilkan berbagai jenis hormon dan senyawa lainnya dan sampai saat ini masih dalam proses penemuan. Setiap tahunnya penemuan demi penemuan baru menambah panjang daftar zat yang dihasilkan oleh jaringan lemak tubuh.

Penemuan resistin yang diduga sebagai penjelasan hubungan antara obesitas (kegemukan) dan diabetes masih perlu dipelajari lebih lanjut karena ternyata hubungan antara kadar resistin tubuh dan resistensi insulin ternyata tidak selalu linier. Dengan kata lain, kadar resistin yang tinggi tidak selalu menyebabkan timbulnya diabetes.

Kegemukan juga menyebabkan tingginya kadar sitokin darah seperti Tumor Necrosis Factor alpha dan IL-6 (Interleukin-6). Kedua jenis sitokin ini pada model penelitian terbukti memengaruhi produksi insulin oleh sel-sel beta di pankreas (walaupun efek klinis penemuan ini belum jelas). Jadi ada kemungkinan bahwa sitokin berpotensi menyebabkan resistensi insulin dan rusaknya sel-sel beta pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Selain sitokin, kegemukan juga menyebabkan kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acids/FFA) meningkat dengan efek sama seperti sitokin.

Hubungan antara angka kejadian kegemukan dan diabetes yang erat ini masih merupakan ladang penelitian yang masih perlu digali lebih dalam oleh para pakar. Penemuan hormon dan senyawa baru dari jaringan lemak serta efek biologis terhadap seluruh tubuh masih dalam tahap perkembangan dan pemahaman akan berbagai mekanisme hubungan sebab akibat dalam tubuh kita akan sangat membantu dalam mencari pengobatan yang paling efektif dan aman untuk penyakit diabetes ini.

Juga perlu diingat, kegemukan sebagai awal malapetaka berbagai jenis penyakit ini sudah saatnya mendapat perhatian yang sepantasnya dan pengobatan semestinya, jangan dianggap remeh sebagai masalah keindahan tubuh semata-mata.

Dr. Johanes Chandrawinata, M.N.D., spesialis Gizi Medik RS St. Borromeus

No comments: